Pengaruh Pemberian Bubur Kacang Merah (Vigna Angularis) Terhadap Kadar Hb Pada Mahasiswi di Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi Tahun 2024

Anemia defisiensi zat besi merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling umum dialami oleh remaja putri, terutama pada masa pertumbuhan dan menstruasi yang meningkatkan kebutuhan zat besi. Rendahnya kadar hemoglobin (Hb) akibat anemia dapat berdampak negatif terhadap konsentrasi belajar, produktivitas, dan kesehatan reproduksi di masa depan. Upaya penanggulangan anemia dapat dilakukan melalui pemberian bahan pangan kaya zat besi seperti kacang merah (Vigna angularis), yang memiliki kandungan zat besi, protein, folat, serta berbagai vitamin dan mineral lainnya yang bermanfaat untuk pembentukan sel darah merah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian bubur kacang merah terhadap kadar hemoglobin pada mahasiswi yang mengalami anemia di Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi Tahun 2024. Penelitian ini menggunakan desain pre-eksperimental dengan pendekatan one group pretest-posttest. Sampel terdiri dari 32 mahasiswi yang dipilih menggunakan teknik quota sampling. Intervensi berupa pemberian bubur kacang merah sebanyak 100 gram per hari selama tujuh hari berturut-turut. Kadar Hb diukur menggunakan alat digital EasyTouch sebelum dan sesudah intervensi. Data dianalisis menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji paired t-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar Hb sebelum intervensi rata-rata sebesar 10,52 g/dL dengan standar deviasi 0,89, dan setelah intervensi meningkat menjadi rata-rata 11,63 g/dL. Hasil uji paired t-test menunjukkan nilai signifikansi p = 0,000 (p < 0,05), yang berarti terdapat peningkatan kadar Hb yang signifikan secara statistik setelah pemberian bubur kacang merah. Pemberian bubur kacang merah selama tujuh hari terbukti efektif dalam meningkatkan kadar hemoglobin pada mahasiswi yang mengalami anemia. Intervensi ini menunjukkan potensi pemanfaatan pangan lokal sebagai alternatif alami dan ekonomis dalam pencegahan anemia, khususnya di kalangan remaja putri. Disarankan untuk mengintegrasikan edukasi gizi dan konsumsi makanan berbasis lokal dalam program kesehatan remaja secara berkelanjutan.