ASUHAN KEPERAWATAN HALUSINASI DENGAN TEKNIK BERCAKAP–CAKAP UNTUK MENGONTROL HALUSINASI PENDENGARAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA

WHO (2019) melaporkan 264 juta orang mengalami depresi dan 20 juta skizofrenia. Di Indonesia, SKI 2023 mencatat 1,4% populasi berusia ≥15 tahun mengalami depresi. Halusinasi pada skizofrenia meningkatkan risiko bunuh diri. Terapi bercakap-cakap efektif dalam mengurangi gejala halusinasi. Karya Tulis Ilmiah ini membahas pengelolaan halusinasi pendengaran pada pasien skizofrenia. Diketahuinya penerapan teknik bercakap-cakap terhadap kemampuan mengontrol halusinasi pendengaran pada pasien skizofrenia. Studi kasus ini berfokus pada penerapan teknik bercakap-cakap dalam asuhan keperawatan untuk membantu pasien skizofrenia mengontrol halusinasi pendengaran. Ini adalah analisis mendalam tentang bagaimana intervensi spesifik ini memengaruhi pengalaman pasien. Penelitian ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data utama yaitu wawancara untuk menggali informasi mendalam dari responden, observasi partisipatif untuk mendapatkan data yang lengkap, tajam, dan
memahami makna perilaku pasien, dan dokumentasi untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber tertulis seperti buku, arsip, laporan, dan gambar. Penerapan teknik bercakap-cakap pada Tn. R dari 10-12 Mei 2025 menunjukkan hasil yang berhasil. Setelah tiga hari intervensi, Tn. R mampu bercakap-cakap dengan orang lain, dan halusinasi pendengarannya berangsur menghilang. Skor tanda dan gejala halusinasinya pun turun drastis dari 11 menjadi 2, hanya menyisakan senyum sendiri dan gerakan bibir tanpa suara. Teknik bercakap-cakap dapat dijadikan terapi dalam mengontrol halusinasi pendengaran pada pasien skizofrenia. Saran: Tingkatkan pelatihan tenaga kesehatan dalam teknik percakapan, lakukan penelitian lanjutan, tingkatkan kesadaran masyarakat tentang skizofrenia, dan kembangkan sistem monitoring untuk evaluasi intervensi.